Media Lokal yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng) umumnya dan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) khususnya wajib diberdayakan jangan sebaliknya, yang selama ini terkesan dianak tirikan.
Sementara media nasional terpantau mendominasi menguasai Kontrak Kerjasama dengan pemerintah daerah maupun Kontrak Kerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Petualang Jurnalis bukan bermaksud mendiskreditkan media nasional, tapi berharap meminta keadilan kepada pihak terkait untuk membagi kue belanja media yang dianggarkan dari APBD ini secara berkeadilan.
Beberapa keluhan dan ratapan media lokal di Kalimantan Tengah telah diserap petualang jurnalis selama ini. Mereka mengeluhkan sulitnya mendapatkan kontrak, walaupun dapat nilai nominalnyapun sangat tidak sesuai dan tidak sebanding dengan nilai yang diperoleh media nasional.
Faktor utama yang menyulitkan media lokal untuk mendapatkan kontrak, yakni ketatnya persyaratan, kemudian media lokal tidak bisa memberdayakan wartawan lokal lantaran tidak mampu membayar gajinya, kalaupun bisa memberdayakannya itu sangat dipaksakan.
Jangankan untuk mensejahterakan wartawannya, mensejahterakan pemilik media sendiripun laksana hidup segan mati tak mau atau bagaikan kerakap tumbuh di batu, atau mungkin bisa di istilahkan tikus akan mati di lumbung padi.
Lain halnya dengan media nasional, rata-rata mendapat nilai kontraknya besar dan sangat pantastis, mereka bisa menggaji dan mensejahterakan wartawannya. Sementara uang APBD dari nilai kontrak yang diperoleh media nasional tersebut banyak dibawa dan dibelanjakan keluar Kalimantan.
Dalam hal ini Petualang Jurnalis tidak perlu menyebutkan media nasional apa itu, biar publik saja menjawabnya.
Petualang kali ini berharap kedepannya pihak terkait bisa mempertimbangkan apa yang saat ini diungkapkan, semoga kecemburuan sosial ini segera berakhir dengan kebijakan yang betul-betul bijak, demikian.
Penulis : Misnato (Petualang Jurnalis) asal Kalteng.