Jumat, Desember 6, 2024
BerandaDEMOAudy Valent: Curigai Ada Aktor Intelektual di Belakang Penjual Lahan Makam

Audy Valent: Curigai Ada Aktor Intelektual di Belakang Penjual Lahan Makam

SAMPIT – Audy Valent Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Piramida Pikiran Rakyat (LSM-PPR) mencurigai ada aktor Intelektual di belakang penjual lahan makam ahli waris Mitai.

Lahan makam tersebut berada di Desa Parebok, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalimantan Tengahj (Kalteng) yang akhir-akhir ini menghebohkan publik.

Timbulnya kehebohan tersebut, lantaran dengan adanya aktivitas perusahaan PT Bratama Putra Perkasa (PT BPP) atau Sinar Mas Forestry, yang menggusur dan memporak porandakan lahan makam tersebut dengan menggunakan alat berat informasiya untuk dibuat pelabuhan.

BACA JUGA  11 Pelaku Pembakaran Rumah Kosong di Kapuas Berhasil Diamankan

 

Muslih, Camat Mentaya Hilir Utara

Menurut Audy, bahwa lahan tersebut informasinya dijual oleh oknum Camat berinisial M yang masih aktif bertugas sampai sekarang sebagai Camat Mentaya Hilir Utara, Kabupateng Kotim.

“Jika benar oknum camat tersebut yang menjualnya, namun saya tidak sampai disitu saja, saya tetap mencurigai ada aktor intelektual di belakang oknum camat dimaksud, data-datanya sudah saya pegang,” ujar Audy.

Camat Mentaya Hilir Utara, Muslih ketika dikonfirmasi media ini mengatakan bahwa, benar lahan tersebut ia yang menjualnya seluas 32 hektar, secara pribadi bukan atas nama jabatan Camat karena lahan tersebut memang milik pribadinya.

BACA JUGA  2 Pengedar Sabu di Barut Berhasil Ditangkap Polisi
Sapriadi, Ahli waris Keluarga Mitai

Terkait tudingan bahwa ia yang terlibat menjual lahan tersebut secara tegas ia menjawab,” Memang saya yang jual karena saya punya lahan, bukan terlibat lagi, tapi itu memang lahan saya, karena saya ini orang Parebok, kebetulan ada orang mencari lahan dan lahan itu APL kenapa tidak saya jual, ” terang Muslih usai mediasi di ruang rapat Jelawat Pemkab Kotim, Selasa (19/12/2023).

Muslih, sudah memberikan waktu dan kesempatan terhadap para ahli waris untuk menunjukan di mana posisi makam kuburan yang telah dibongkar dan diinjak oleh eksavator pada saat pembukaan lahan.

“Pada saat pembersihan lahan (land clearing) kami selalu mengawal, mereka (ahli waris) mengatakan ada kuburan, kami bawa mereka, kami tanyakan di mana makam kuburannya, sebelum dikerjakan, tapi mereka mencari-cari di mana letak kuburannya. Kemudian kata mereka ada makam yang diinjak oleh eksavator, itu tidak ada,” ucapnya.

BACA JUGA  Aniaya Ibu dan Anak, Pria Ini Diamankan Polisi

Dia mengakui bahwa dirinya merupakan putra asli Parebok, selama 45 tahun bermukim di desa tersebut tidak mengetahui di lahan yang disangkakan oleh ahli waris terdapat empat makam leluhur pejuang pada zaman belanda.

“Saya ini sudah 45 tahun lahir di Parebok, tempat tinggal di Parebok, tidak ada makam di situ, justru kami bersihkan dan dirapikan dan ini masih berproses. Memang di situ ada makam, benar itu, tapi, itu di luar lahan yang digarap,” tegas Muslih.

Dia juga mengaku heran setelah dilakukan penggarapan, para ahli waris mengklaim ada makam yang telah diinjak eksavator berdasarkan bukti lapangan berupa visual.

“Yang membuat kami heran, sebelum melakukan penggalian, kami suruh menunjukan di mana makamnya, mereka tidak bisa menunjukan, setelah eksavator ditahan 20 hari dan kami keluarkan eksavator itu karena tidak bisa kerja, ternyata mereka ada memvideo, nah ditemukan kuburan, ada tanda-tanda kehidupan dan sebagainya di lokasi yang sudah digali,” ujar Muslih.

BACA JUGA  Kapolres Kotim Pimpin Apel Persiapan, Kawal Aksi Demo Pasukan Merah

Kini, sengketa lahan ini tidak hanya di mediasi di tingkat Pemkab Kotim bahkan sudah dilaporkan ke Polres Kotim untuk proses lebih lanjut.

“Kami tidak membantah benar atau tidak kuburannya, tapi kami sudah melaporkan ini sejak tanggal 9 November 2023, Dumas (pengaduan masyarakat) ke Polres Kotim dan masih berproses,” kata Muslih.

Mengenai benar atau tidaknya mengenai visual adanya kuburan yang terbongkar di lokasi penggarapan lahan, Muslih menegaskan, dirinya tidak berani berspekulasi.

“Meyakinkan benar atau tidak biarlah penegak hukum yang menentukannya, yang jelas kami tidak berani mengatakan bahwa itu benar kuburan atau tidak, kami tidak berani,” tandasnya.

BACA JUGA  Tragedi Berdarah di Bangkal, Kapolda Kalteng Minta Maaf Ini Janjinya

Diberitakan sebelumnya, Sapriadi salah seorang ahli waris keluarga Mitai mengungkapkan bahwa perusahaan telah membongkar makam leluhur mereka dengan menggunakan eksavator. Padahal makam tersebut, menurutnya, merupakan makam pejuang pada zaman penjajahan belanda.

“Kami atas nama keluarga Mitai, menuntut perusahaan agar segera ganti rugi karena telah menggarap lahan warga, apalagi di lahan tersebut terdapat makam leluhur kami,” ucapnya pada saat demo di depan kantor perusahaan sawit di Jalan Pelita Barat, Sampit, Senin 18 Desember 2023, demikian (Red).

BACA JUGA  Pelaku Persetubuhan Anak di Lamandau Berhasil Ditangkap
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Kampanye Dialogis

Paslon 03 Kampanye Dialogis Hadiri Deklarasi Huma Betang

PALANGKA RAYA II gerbonginformasi.com – Kampanye Dialogis berlangsung setiap jadwal yang di berikan oleh KPU Kalteng salah satunya acara deklarasi politik dari berbagai suku yang ada...

Most Popular